ChatGPT-3.5 telah muncul sebagai alat yang revolusioner dalam berbagai aspek, termasuk pembuatan artikel. Namun, seperti halnya setiap teknologi yang sedang berkembang, ChatGPT-3.5 juga memiliki kelemahannya.
Sebagai alat yang beroperasi berdasarkan algoritma pembelajaran mesin, ia memiliki batasan-batasan tertentu yang penting untuk dipahami, terutama ketika digunakan dalam konteks pembuatan artikel yang efektif dan berkualitas.
Mari kita jelajahi lebih dalam untuk memahami di mana kelemahan ini berada dan bagaimana kita dapat mengatasinya untuk memaksimalkan potensi yang ditawarkan oleh ChatGPT-3.5.
Kekurangan ChatGPT-3.5
Jumlah Output Mengaburkan Akurasi Perintah yang Dimasukan
Ketika Anda meminta output yang panjang (misalnya antara 200 hingga 400 kata), sering kali instruksi yang Anda berikan tidak diterima dengan optimal. Inti permasalahannya bukan terletak pada detail atau kualitas instruksi Anda. Tetapi masalahnya terletak pada jumlah output yang banyak.
Bahkan jika Anda melakukan revisi, memberikan penanda preferensi (memberi ‘jempol’ pada jawaban yang baik), dan tindakan iterasi lain nya, hasil nya akan tetap sama.
Output yang berlimpah cenderung mendistorsi keakuratan perintah yang Anda berikan. Saya sendiri telah mengalami masalah ini berkali-kali sebelum menyadari solusi yang tepat. Meskipun saya telah mencoba memperbaiki, memadatkan, atau memperjelas perintah, hasil yang saya dapatkan sering kali tidak sesuai ekspektasi.
Ini karena sistem berusaha memahami dan merespons setiap bagian dari perintah yang kompleks atau berlapis, yang bisa menyebabkan kehilangan fokus atau interpretasi yang kurang tepat pada bagian tertentu dari perintah tersebut.
Jumlah output yang terlalu banyak dapat mengaburkan inti dari apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, menjadi penting untuk kita mempertimbangkan dengan cermat berapa banyak informasi yang kita minta dari sistem.
GPT-3.5 dirancang Untuk Menghasilkan Beragam Jawaban
Salah satu tujuan utama keberadaan GPT-3.5 adalah untuk menawarkan perspektif yang luas dan kreatif atas pertanyaan yang diajukan -yang bisa sangat berguna dalam brainstorming atau eksplorasi ide. Namun, hal ini bisa menyebabkan output yang kurang konsisten atau tidak bisa fokus pada topik spesifik.
GPT-4, di sisi lain, dirancang untuk lebih fokus dalam mematuhi instruksi dalam sesi chat. Ini berarti bahwa model terbaru ini, lebih cenderung menghasilkan respons yang sesuai dengan arahan dan konteks yang Anda berikan.
Contoh kasus nya, bisa Anda lihat pada screenshot dibawah ini. Anda bisa melihat disana, meskipun saya memberikan contoh hasil yang saya minta, GPT tetap menghasilkan output yang tidak sesuai dengan contoh preferensi yang saya berikan.

Pemahaman Instruksi yang Kurang Logis
Dalam penggunaan GPT-3.5, seringkali kita menghadapi kendala ketika instruksi yang diberikan kurang spesifik. Banyak pengguna, termasuk saya di awal, menganggap bahwa model ini dapat memahami perintah yang kurang jelas, namun kenyataannya tidak demikian. Untuk mengilustrasikan poin ini, mari kita lihat contoh berikut.
Misalnya, Anda meminta revisi pada bagian akhir paragraf tanpa memberikan detail spesifik. Instruksi semacam ini cenderung membuat model GPT bingung karena kurangnya spesifikasi. Akibatnya, hasil yang diberikan sering kali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sebaliknya, memberikan instruksi yang jelas dan spesifik dapat meningkatkan akurasi hasil. Contohnya, instruksi seperti “hasilkan maksimal 100 kata” atau “buat hasilnya menjadi dua paragraf” adalah contoh instruksi yang spesifik dan mudah dipahami oleh model GPT.
Penutup
Dalam menganalisis kelemahan ChatGPT-3.5 untuk pembuatan artikel, kita dapat memahami bahwa meskipun teknologi ini menawarkan kemudahan dan efisiensi, kita tetap harus menyadari batasannya. Penggunaan ChatGPT-3.5 sebagai alat bantu memerlukan pendekatan yang cerdas dan kritis, dengan menggabungkan kecerdasan buatan dan pemikiran manusia yang kreatif.
Dengan memanfaatkan kekuatan dan meminimalisir kelemahan ChatGPT-3.5, kita dapat mencapai keseimbangan antara otomatisasi dan sentuhan manusia, yang pada akhirnya menghasilkan artikel yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik dan berkualitas.
Teknologi ini adalah langkah maju dalam evolusi penulisan digital, tetapi ingatlah bahwa kecanggihan teknologi tidak selalu dapat menggantikan nuansa dan kedalaman yang hanya dapat diberikan oleh sentuhan manusia.