You are currently viewing Cara Berpikir untuk Menciptakan Rencana Bisnis yang Solid

Cara Berpikir untuk Menciptakan Rencana Bisnis yang Solid

Kita sering mendengar bahwa dalam menyusun rencana bisnis, aspek teknis seperti riset pasar, pemahaman audiens, dan langkah-langkah strategis lainnya adalah kunci. Namun, berdasarkan pengalaman saya sebagai founder PT. Alter Teknologi Indonesia, saya menyadari bahwa sukses dalam merancang rencana bisnis yang realistis tidak hanya bergantung pada metode teknis semata. Ada sudut pandang lain yang sering terabaikan: pola pikir internal kita.

Saya sering berdiskusi dengan rekan kerja di perusahaan saya tentang hal ini. Kami sepakat bahwa mengandalkan aspek teknis saja tidaklah cukup. Pola pikir juga harus diperhatikan, bahkan mungkin lebih penting, karena ini berkaitan dengan pemahaman kita atas diri kita sendiri.

Langkah-langkah teknis dapat kita pelajari dengan intelektual yang kita miliki, tetapi untuk pola pikir, kita harus mendalaminya dan seringkali hal ini sangat halus sehingga sulit terdeteksi.

Melalui artikel ini, saya ingin berbagi ilmu tentang apa yang berhasil bagi saya dalam menciptakan reencana bisnis yang realistis.

 

Pola Pikir untuk Membuat Rencana Bisnis yang Presisi

1. Berpikir Positif

Tahukah Anda, jika Anda baru di dunia bisnis atau cenderung berpikir negatif, hasil pemikiran Anda akan condong ke arah yang negatif? Anda akan melihat kesalahan, keburukan, atau masalah dalam setiap rencana yang Anda buat, dan itu sangat berbahaya.

Sebagai contoh, jika Anda merencanakan sesuatu dengan pikiran negatif, Anda akan menemukan pilihan yang sulit, atau hasil yang Anda buat terasa begitu berat. Orang yang berpikir negatif sering menghasilkan ide yang sulit untuk direalisasikan – bukan karena kondisinya yang sulit, tetapi karena pola pikir negatif itulah yang membuat rencana terasa lebih berat.

Jadi, di poin pertama ini, penting untuk tidak terjebak dalam pola pikir yang mempersulit. Cobalah untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif, kemudian buatlah perencanaan bisnis dengan pemikiran positif tersebut. Setiap kali Anda menemukan rencana yang sulit direalisasikan, tanyakan pada diri Anda, apakah ada cara yang lebih mudah?

2. Gunakan Blueprint Agar tidak Membuang Waktu dan Tenaga

Berdasarkan pengalaman saya, selalu ada bagian yang sulit yang memerlukan usaha ekstra. Ketika kita menemui bagian rencana yang sulit, meskipun sudah mencoba berpikir positif namun tidak menemukan solusi yang lebih mudah, saatnya untuk berpikir kritis. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah kesulitan ini bisa diatasi dengan mudah?”

Sebagai contoh, saya pernah ingin membuat artikel yang lebih spesifik dan personal menggunakan cat GPT. Saya harus memberikan instruksi tambahan di setiap artikel yang dibuat. Namun, dengan berpikir kritis, saya bertanya, “Apakah ada cara untuk mengatasi kesulitan ini?” Dan ternyata, solusi yang saya temukan adalah adanya fitur custom instruction pada menu GPT yang memungkinkan saya membuat artikel yang lebih personal.

3. Berpikir 4-6 Langkah ke Depan

Jangan hanya berpikir satu atau dua langkah ke depan, terutama dalam proyek yang kompleks. Saya agak skeptis dengan pandangan umum yang menyatakan bahwa praktik lebih penting dari teori. Untuk proyek sederhana seperti mendirikan warung nasi goreng, teori yang rumit mungkin tidak diperlukan. Namun, untuk proyek yang kompleks, meminimalisasi risiko adalah kunci.

Cara yang paling efektif adalah dengan membuat blueprint atau rancangan terperinci terlebih dahulu. Evaluasi ide-ide ini di atas kertas sebelum menghabiskan waktu dan tenaga untuk membangunnya.

Dengan blueprint, kita bisa mengkalkulasi segalanya dengan data, tanpa harus membuang waktu dan tenaga hanya untuk melihat hasilnya. Ini mirip dengan meluncurkan roket ke bulan. Jika tidak ada blueprint, mungkin dibutuhkan ratusan roket untuk uji coba, yang tentunya sangat mahal.

4. Jangan Meremehkan Situasi (Underestimate)

Salah satu kesalahan yang sering terjadi saat merencanakan bisnis adalah meremehkan tantangan yang akan dihadapi. Sering kali, kita cenderung mendistorsi upaya yang diperlukan untuk mencapai hasil lebih cepat.

Sebagai contoh sederhana, misalkan saya ingin membangun gerobak nasi goreng. Mungkin saya berpikir bahwa dengan semangat, saya bisa menyelesaikannya dalam satu atau dua hari.

Namun, kenyataannya, membuat gerobak yang baik membutuhkan waktu lebih lama, mungkin sekitar tujuh hari. Jika Anda hanya mengalokasikan beberapa hari, hasilnya bisa mengecewakan.

Oleh karena itu, gunakan data yang realistis. Jangan terburu-buru menginginkan hasil cepat, karena seringkali hal yang dikerjakan tergesa-gesa tidak memberikan hasil yang memuaskan.

5. Melipatgandakan Resiko

Hal ini berkaitan dengan poin sebelumnya, namun ada nuansa yang berbeda. Ketika kita membuat rencana, ada baiknya kita ‘melipatgandakan’ perkiraan kesulitan yang mungkin dihadapi. Artinya, bukan hanya mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, tetapi juga menggandakan perkiraan waktu, biaya, dan sumber daya yang mungkin diperlukan.

Tujuannya adalah untuk membangun rasa realisme dan menghindari kekecewaan. Misalnya, jika kita mengira bahwa proyek akan selesai dalam tiga bulan, mungkin lebih bijak untuk menganggarkan enam bulan.

Dengan demikian, kita dapat menyesuaikan strategi dan sumber daya kita lebih efisien dan efektif. Ini juga memungkinkan kita untuk lebih siap menghadapi hambatan yang tidak terduga.

Pendekatan ini membantu dalam menjaga ekspektasi kita tetap realistis dan memastikan bahwa kita tidak terjebak dalam optimisme yang berlebihan.

6. Memahami Kebutuhan Pengguna

Ketika merancang sebuah bisnis, penting untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang kita tawarkan benar-benar dibutuhkan oleh pengguna. Ini adalah garis finish dari semua usaha kita – pengembangan produk, marketing, administrasi, dan lainnya. Jika apa yang kita tawarkan tidak dibutuhkan oleh pengguna, maka seluruh usaha tersebut menjadi sia-sia.

Memahami kebutuhan pengguna adalah aspek kritis dalam bisnis. Jika kita gagal dalam aspek ini, seluruh hasil kerja kita bisa berujung pada kegagalan. Oleh karena itu, validasi kebutuhan pengguna harus dilakukan dengan menggunakan data yang akurat dan terpercaya.

Pendekatan ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan strategi dan produk kita sesuai dengan kebutuhan pasar.

7. Berpikir Terbuka

Dalam membuat perencanaan, seringkali kita menghadapi kesulitan yang tidak sesuai dengan ekspektasi awal kita. Di sinilah pentingnya berpikir terbuka. Kita harus siap menerima ide-ide baru dan solusi alternatif.

Jika pikiran kita tertutup, kita akan kesulitan menemukan solusi. Bahkan jika kita menemukan ide, kita mungkin tidak akan berhasil dalam mengimplementasikannya jika kita tidak memiliki pikiran yang terbuka untuk menerima dan menguji ide tersebut.

Berpikir terbuka memungkinkan kita untuk melihat peluang dalam setiap tantangan dan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan. Ini juga membantu kita dalam menciptakan solusi yang inovatif dan efektif. Dengan memiliki pikiran yang terbuka, kita lebih siap untuk menghadapi kegagalan dan belajar dari pengalaman tersebut.

8. Dalami Masalah untuk Mendapatkan Solusi

Dalam proses perencanaan, menghadapi kesulitan adalah hal yang tak terelakkan. Penting untuk tidak langsung merasa down atau kecewa saat menemukan kesulitan. Alih-alih menyerah, kita harus berpikir kritis dan fokus pada masalah atau kendala tersebut. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah kesulitan ini bisa diatasi dengan mudah? Apakah ada cara untuk mengatasi kesulitan ini?”

Poin ini menekankan pentingnya tidak hanya mengakui adanya kesulitan, tetapi juga aktif mencari solusi. Dengan mengeksplorasi lebih dalam, seringkali kita bisa menemukan solusi yang tidak hanya mengatasi kesulitan tersebut tetapi juga membuat langkah-langkah sulit menjadi lebih realistis dan dapat diimplementasikan.

9. Jangan Terjatuh ke Optimisme Bias (Pertanyakan ‘Apakah ini Bisa Berhasil?’)

Selalu ada kemungkinan untuk terjebak dalam ‘optimisme bias’ saat kita terlalu yakin dengan rencana yang telah disusun. Penting untuk menanyakan dan memberikan skeptisisme terhadap apa yang sudah direncanakan. Ini berarti secara aktif mencari kelemahan, potensi risiko, dan tantangan dalam rencana kita.

Menyikapi rencana dengan skeptisisme sehat membantu kita menghindari jebakan optimisme yang berlebihan. Ini mendorong kita untuk lebih siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan dan membuat rencana yang lebih realistis dan tangguh.

Skeptisisme ini seharusnya bersifat konstruktif, bukan untuk meremehkan ide atau rencana, tetapi untuk memperkuatnya melalui peninjauan dan penyesuaian yang cermat.

Lihat Kelemahan Ide atau Rencana ini

Dalam proses pembuatan rencana bisnis, salah satu tahap penting adalah mengevaluasi dan memvalidasi ide kita. Langkah ini penting karena seringkali, dalam euforia menemukan solusi yang sepertinya sempurna, kita cenderung mengabaikan aspek validasi.

Kita mungkin terlalu optimis, percaya bahwa ide kita akan berhasil tanpa menguji kelemahannya. Untuk menghindari jebakan ini, penting untuk bertanya: “Apa kelemahan dari ide atau rencana ini?”

Hal ini memungkinkan kita untuk mempersiapkan diri terhadap potensi risiko dan kegagalan. Dengan mengakui dan memahami kelemahan-kelemahan yang ada, kita dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi atau minimal mengurangi dampaknya.

Dari pengalaman saya, terlalu sering saya merasa sangat optimis tentang suatu ide, hanya untuk menemukan bahwa dalam praktiknya, ide tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kesadaran ini mengajarkan pentingnya validasi dan evaluasi yang cermat dalam setiap langkah pembuatan rencana bisnis.

Luangkan Waktu Khusus untuk Evaluasi

Salah satu langkah kritis dalam menciptakan rencana bisnis yang solid adalah dengan meluangkan waktu khusus untuk evaluasi. Penting untuk memisahkan waktu evaluasi dari jam kerja reguler Anda.

Ketika Anda mengevaluasi di luar jam kerja, Anda akan berada dalam kondisi yang lebih tenang dan lebih terkonsentrasi. Ini memungkinkan intuisi Anda menjadi lebih tajam, membantu Anda dalam mendapatkan solusi yang lebih efektif dan menemukan ilham baru.

Dalam waktu khusus ini, Anda bisa lebih objektif dalam melihat kelebihan, kelemahan, atau aspek-aspek tertentu dari rencana bisnis Anda yang mungkin tidak Anda sadari selama jam kerja biasa.

Evaluasi yang dilakukan dengan tenang dan tanpa gangguan ini akan memberikan perspektif yang lebih jernih dan membantu Anda dalam membuat keputusan yang lebih tepat untuk bisnis Anda.

Berpikir Detail dan Kritis di Setiap Langkah

Mengembangkan rencana bisnis memerlukan pemikiran yang detail dan kritis. Proses ini melibatkan mengembangkan dan menguji ide secara bertahap, serta menciptakan keseimbangan antara intuisi dan data. Gunakan data dan analisis untuk mendukung atau menantang intuisi Anda, dan lakukan pengecekan fakta serta analisis mendalam untuk memvalidasi asumsi.

Hal ini berarti melihat setiap masalah atau ide tidak hanya secara sekilas, tetapi dengan mendalami setiap aspeknya. Pemahaman mendalam terhadap setiap elemen memungkinkan kita untuk melihat realitas yang sebenarnya, menghindari kesalahan penilaian yang bisa terjadi jika kita hanya mengandalkan pandangan permukaan.

Pemikiran kritis sangat diperlukan, tidak hanya dalam pengembangan ide tetapi juga selama implementasinya. Kesalahan dalam evaluasi seringkali mengakibatkan kegagalan dalam menerapkan ide. Oleh karena itu, mengevaluasi ide secara mendalam dan kritis adalah kunci untuk keberhasilan rencana bisnis yang solid.

Apakah Memunculkan Masalah Baru?

Saat Anda menemukan solusi untuk suatu masalah dalam rencana bisnis Anda, penting untuk bertanya: “Apakah solusi ini memunculkan masalah baru?” Ini adalah langkah penting dalam proses evaluasi. Jangan hanya terfokus pada solusi yang Anda temukan, tetapi juga pertimbangkan dampak yang mungkin timbul dari penerapan solusi tersebut.

Mengabaikan potensi masalah baru yang mungkin ditimbulkan oleh solusi Anda bisa berakibat pada komplikasi di masa depan. Dengan mempertimbangkan kemungkinan masalah baru ini, Anda dapat merencanakan dan mempersiapkan strategi untuk mengatasi atau meminimalkan dampak negatifnya.

Pendekatan ini membantu dalam menciptakan rencana bisnis yang lebih komprehensif dan tangguh, memastikan bahwa solusi yang Anda pilih tidak hanya efektif tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.

Jangan Membuat Menjadi Semakin Kompleks

Dalam proses pembuatan rencana bisnis, penting untuk menghindari penciptaan solusi yang terlalu kompleks. Terkadang, ada kecenderungan untuk berpikir secara rumit, membuat solusi yang lebih kompleks daripada yang diperlukan.

Hal ini dapat terjadi ketika Anda memiliki pola pikir yang cenderung memperumit situasi, bahkan untuk masalah kecil yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan cara yang lebih sederhana.

Penting untuk selalu mempertanyakan diri sendiri: “Apakah ada solusi yang lebih sederhana?” dan “Apakah solusi yang saya buat ini malah menuju ke sesuatu yang lebih rumit?” Menemukan solusi yang efisien dan tidak berlebihan akan membantu menjaga rencana bisnis Anda tetap fokus dan mudah dikelola.

Menghindari kerumitan yang tidak perlu memungkinkan Anda untuk tetap agile dan responsif terhadap perubahan atau tantangan yang mungkin timbul.

Pemahaman Komprehensif terhadap Semua Faktor

Saat merencanakan strategi bisnis Anda, pastikan Anda memiliki pemahaman komprehensif terhadap semua faktor yang dapat mempengaruhi strategi tersebut. Ambil contoh dalam kasus SEO; ini tidak hanya mencakup konten, tetapi juga aspek teknis seperti core web vitals, struktur situs, dan backlinks.

Penting untuk menggunakan pendekatan holistik dalam merencanakan dan melaksanakan strategi Anda. Jangan hanya fokus pada satu aspek, tapi pertimbangkan bagaimana berbagai elemen strategi saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Pendekatan ini memungkinkan Anda untuk menciptakan strategi yang lebih terpadu dan efektif, memastikan bahwa semua aspek dari rencana bisnis Anda berjalan dengan lancar dan saling mendukung.

 

Lanjutkan ke Rencana Bisnis Teknis

Sebagai penutup, saya ingin menekankan bahwa pemahaman tentang pola pikir ini sangat penting dalam bisnis. Sebelum menyelami aspek teknis, memiliki pola pikir yang tepat adalah dasar yang kuat untuk membangun rencana bisnis yang efektif.

Setelah itu, Anda bisa beranjak ke aspek teknis pembuatan rencana bisnis, yang bisa Anda temukan lebih lanjut disini: Panduan Terstruktur untuk Membuat Rencana Bisnis yang Kuat

Tessa Rosa

Tech enthusiast with a passion for innovation and a drive to make a difference. At the intersection of creativity and technology, I'm on a mission to reshape the digital landscape and write inspire positive change.